Esai ini merupakan tugas individu mata kuliah Struktur
Perkembangan Hewan I. Dalam esai ini saya akan membahas hubungan
otot dan sistem otot dalam kaitannya dengan gerak. otot dan sistem otot merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain dalam kaitannya dengan gerak. Keduanya memiliki peranan yang saling melengkapi. Masalah-masalah yang muncul berkenaan dengan terjadinya suatu gerak yang dilakukan
oleh hewan maupun pada manusia kerap kali disalah artikan dalam urutan sistem
kerja nya suatu gerak yang dilakukan. sehingga perlu adanya penjelasan terkait hubungan dari kedua hal tersebut supaya dapat
dijadikan sebagai pedoman ataupun acuan ketika hendak memahami materi tersebut
lebih mendalam lagi. hal tersebut yang menuai perhatian saya dan timbul rasa
keingintauan untuk mengetahui terkait bagaimanakah hubungan antara
otot dan sistem otot dalam kaitannya dengan gerak yang dilakukan. Maka
dari itu penulis, melalui tulisan ini akan mencoba memaparkan terkait hal tersebut. Esai ini akan menjelaskan bagaimana keduanya berkerja menghasilkan
gerak. Sebelum ke inti pembahasan saya
akan memaparkan terlebih dahulu definisi terkait otot dan sistem otot.
Pertama
definisi otot, Otot adalah alat gerak
aktif. Otot tersusun atas dua macam elemen dasar, yaitu filamen aktin dan
filamen miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun
serabut otot. Kumpulan serabut otot menyusun satu otot. Otot memiliki kemampuan
berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang
berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Jika otot berkontraksi,
tulang akan terangkat, jika otot relaksasi atau melemas, tulang akan kembali ke
kedudukan semula. Dengan demikian, otot memiliki tiga karakter, diantaranya
sebagai berikut. Yang pertama
Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek. Otot menjadi lebih
pendek dari ukuran semula jika otot sedang melakukan kegiatan. Kedua
Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang. Otot menjadi lebih
panjang dari ukuran semula. Dan yang terakhir Elastisitas, yaitu kemampuan otot
untuk kembali pada ukuran semula. Gerak yang
terjadi pada tubuh dilakukan oleh otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
Otot lurik ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia
propris. Kumpulan serabut otot yang dibungkus oleh fasi propia
dibungkus oleh selaput superfasialis. Kumpulan otot ini
berbentuk kumparan dan terdiri dari beberapa bagian, yaitu: ventrikel
(empal) dan urat otot (tendon). Ventrikel adalah bagian tengan yang
menggembung, sedangkan urat otot adalah bagian kumpulan otot yang tersusun dari
jaringan ikat. Otot dapat
berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena
satu rangsangan. Melainkan karena suatu rangsangan-rangsangan yang berurutan.
Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memperkuat
rangsangan kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang
maksimum. Tonus yang maksimum terus menerus disebut tetanus.
Kedua definisi sistem otot, Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk
alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot
polos, otot jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu
menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Sistem otot
adalah jaringan luas otot dan jaringan saraf yang menyebar ke seluruh tubuh.
Hal ini dikendalikan oleh sistem saraf pusat, yang mengirim berbagai macam
sinyal untuk menjaga tubuh berjalan lancar. Ada lebih dari 650 otot aktif dalam
tubuh manusia, dan sistem otot dapat terdiri dari hingga 40% dari berat
seseorang. Sistem interkoneksi yang kompleks ini sangat penting bagi kehidupan
manusia, tanpa itu, orang tidak bisa bergerak dan melakukan berbagai macam
proses tubuh yang penting untuk menjaga tubuh berjalan dengan baik. Ada tiga
jenis otot: sadar, tak sadar, dan jantung. Otot jantung, seperti yang Anda
bayangkan, terletak di jantung, dan mereka adalah bentuk otot tak sadar.
Otot-otot ini menjaga detak jantung, memastikan darah dipompa melalui tubuh.
Mereka dikendalikan oleh sistem saraf otonom.
Otot tak sadar
melapisi bagian organ internal tubuh, kontraktor dan rileks untuk mendorong
berbagai zat ke seluruh tubuh. Otot-otot ini juga dikendalikan oleh sistem
saraf otonom, yang mengirim berbagai macam sinyal untuk menjaga mereka bekerja
dengan lancar. Otot tak sadar yang juga dikenal sebagai “otot polos,” dan
mereka mengontrol hal-hal seperti perut, saluran pencernaan, saluran
reproduksi, pernapasan, dan sebagainya. Ketika sinyal ke otot-otot ini
terganggu, dapat menjadi bencana.
Otot memiliki hubungan yang sangat erat dengan sistem otot dalam keterkaitannya dengan gerak. Otot sebagai alat geraknya, Sedangkan sistem otot
adalah jaringan luas otot dan jaringan saraf yang menyebar ke seluruh tubuh. yang kemudian
akan di kendalikan oleh sistem saraf pusat, yang
mengirim berbagai macam sinyal untuk melakukan suatu gerak. Hal tersebut sangatlah penting, tanpa itu, orang
tidak bisa bergerak dan melakukan berbagai macam proses tubuh yang penting
untuk menjaga tubuh berjalan dengan baik
Simpulan
Otot diartikan sebagai alat gerak aktif yang tersusun atas dua
macam elemen dasar, yaitu filamen aktin dan filamen miosin tebal. Kedua filamen
ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot. Kumpulan serabut otot
menyusun satu otot. Otot memiliki kemampuan berkontraksi,
Sementara sistem otot diartikan sebagai sistem tubuh yang
memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan
postur tubuh. Dapat pula di artikan sebagai faktor pendukung
terjadinya suatu gerak. Tulang-tulang dapat digerakkan karena adanya
otot yang berkontraksi. Bagian otot yang berkontraksi sebenarnya adalah sel -
sel otot. Otot berkontraksi karena pengaruh suatu rangsangan melalui saraf.
Rangsangan yang tiba ke sel otot akan memengaruhi suatu zat (asetilkolin) yang
peka terhadap rangsangan. Asetilkolin adalah zat pemindah rangsangan yang
dihasilkan pada bagian ujung saraf. Adanya asetilkolin akan membebaskan ion
kalsium yang berada di sel otot. Melalui proses tertentu, adanya ion kalsium
menyebabkan protein otot, yaitu aktin dan miosin berikatan membentuk
aktomiosin. Hal ini menyebabkan pemendekan sel otot sehingga terjadilah
kontraksi. Setelah berkontraksi, ion kalsium masuk kembali ke dalam plasma sel,
sehingga menyebabkan lepasnya pelekatan aktin dan miosin yang menyebabkan otot
menjadi lemas. Keadaan ini disebut relaksasi.
Otot yang sedang berkontraksi menjadi besar,
memendek, dan mengeras. Bila otot berkontraksi, maka tulang-tulang tempat otot
melekat akan tertarik sehingga tulang turut bergerak. Adanya pergerakan tulang
menyebabkan persendian bergerak pula. Jadi, gerak pada tubuh kita melibatkan
kerja sama otot, sistem otot,
tulang, sendi, dan saraf.
Daftar
Pustaka
Setiadi.
(2007). Anatomi Fisiologi Manusia.
Yogyakarta: Graham ilmu